Langsung ke konten utama

logo partai wibawa indonesia

M logo partai wibawa indonesia




partai, wibawa, indonesia

Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Next Best President Republik Indonesia













Biography Miftachul Wachyudi (Yudee)

Miftachul Wachyudi atau akrab di panggil Yudee lahir di Bungah Gresik, pada tanggal 7 (menurut Kartu KK Denpasar tahun 1989) atau tanggal 11 (menurut Akta KK Gresik Ibu Kandung tahun 1989) pada bulan Nofember 1981 M,  tepatnya di Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik. Garis keturunan yakni Kakeknya bernama H. Soelhan (lahir sekitar tahun 1921 M) adalah Pejuang kemerdekaan yang setelah pensiun dari TNI, bergabung di pondok pesantren sebagai sekretaris/ bendahara yayasan pada era KH. Soleh Musthafa sebagai pemangku yayasan tahun 1948-1982 , Kakek Yudee pernah bercerita yakni (1986) bahwa pada saat itu ketika Belanda datang ke Surabaya sekitar 1945 ia menyelam di kubangan air untuk bersembunyi sebelum keluar lalu menyerang Belanda. Sedangkan Ayah Yudee bernama M. Fatchur Rochman adalah seorang wira usaha di pasar2 terdekat di area Bungah, Sembayat, Manyar, Gresik, Sidayu, Dukun, Panceng, sebelum akhirnya setelah menikah dengan Musholiyah (ibu kandung Yudee) yang mana memiliki kerabat di sekitaran Blawi dari jalur nenek. Ayah Yudee memiliki seorang pembantu wanita yang berasal dari Bojonegoro. yang kesulitan ketika menimba sumur di dalam rumah yang sangat dalam. . Ketika usia 6 tahun, ayahnya meninggal dunia dikarenakan penyakit paru-paru yakni tahun 1986 setelah menggali sumur yang sangat dalam di tanah bebatuan dalam rumah . Ketika itu Yudee masih duduk di kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif (Sekolah Dasar), 3 tahun berikutnya yakni tahun 1989  ibunya yang bernama Musholiya menyusul dipanggil yang Maha Kuasa karena penyakit Kanker Rahim. setahun atau dua tahun sebelum meninggal Ibu kandung Yudee mengajak Yudee pergi ke Malang / Singasari berwisata di suatu daerah dimana ada Jurang nya, lalu dalam  perjalanan pulang membeli buah alpukad dimakan di mobil / kendaraan milik seseorang yang mengantar tersebut.  Usia 8 tahun, dalam keadaan yatim piatu, Kakek Yudee (H. Soelhan) merencanakan untuk menyekolahkan di Akademi Militer, namun justru dari keluarga Ibu menginginkan untuk di bawa/ disekolahkan di Denpasar. 2 Saudara perempuannya, seorang kakak bernama Tatik Fatmawati dan seorang adik bernama Laila Tur Rohmah. Laila Tur Rohmah ikut bersama nenek dari pihak Ibu sedangkan Tatik Fatmawati dan yudee yg masih berumur 8 tahun diantar oleh bibi dari pihak Ibu untuk ikut bersama 2 paman dan 1 (sepupu Paman) yang ada di Denpasar yang sudah di sana semenjak sekitar pertengahan tahun 70-an. Di Denpasar tinggal bersama 2 paman dan 1 (sepupu) Paman yakni : Pak De Misbah, Paman Fery HM, dan Malik, ketiga paman tersebut  menyusul pak de Mashadi (sekeluarga dengan dua anak dari seorang isteri)  yang sudah lebih dahulu disana lalu kembali pulang setelah ketiga paman-paman tersebut menetap dan mendapat isteri - isteri setempat. setelah Pak De Mashadi kembali pulang beserta keluarganya kedua anaknya yakni yang laki-laki (yang bernama Hamir)  dikemudian hari pergi ke Malaysia mendapat isteri orang Malaysia, sedangkan  anak perempuannya yang bernama Mbak Lin menikah dengan seorang laki-laki pengusaha perhiasan emas berasal dari Babat , Bojonegoro, dan memiliki anak / putri yang cukup banyak.  sementara itu di Denpasar Paman pertama Misbach H.M (kakak kandung Ibu) menikah dengan wanita asal Kabupaten Gianyar tepatnya di Desa Madangan  yang memiliki kasta ksatria (Desak/Dewa/keturunan raja) dan memiliki 3 orang anak (2 laki-laki dan seorang perempuan) /sepupu dari Yudee.  Ibu Desak memiliki pembantu bernama Mbok Nyoman yang beral dari bedulu / Bedahulu / Pejeng, dan juga memiliki saudara laki laki bernama Dewa Pada, yang sering berbincang - bincang dengan Yudee mengajarkan Yudee mengenai pelajaran umum. usia Dewa Pada  seumuran dengan Paman Ferry HM. Dewa Pada (adik Ibu Desak) sering ke Sumbawa karena memiliki saudara di Sumbawa. semua tempat-tempat Paman-paman/ dan Bibi- Bibi tersebut sudah dan bahkan sering Yudee Kunjungi.  sementara itu,  Menurut Yudee, Ibu Kandungnya merupakan keturunan Negarawan Majapahit (Hayam Wuruk dan Gajah Mada). hal ini dibuktikan dari cerita sejarah dan letak geografis (lokasi-lokasi Pintu menuju dan pergerakan sosial masyarakat ibu kota Wilwatikta / Majapahit), ketika itu pada tahun 2009 Yudee pernah mendengar cerita dari juru kunci/ penjaga trowulan dimana paman dari Hayam Wuruk ada yang tinggal di dekat tempat kelahiran nenek dari pihak ibu, dan ditemukan situs peninggalan di desa-desa dekat tempat kelahiran terutama gapura-gapura desa mirip bajang ratu dan juga wringin anom, meskipun masih bisa diperdebatkan angka - angka tahun pembuatan namun dari pergerakan sosial masyarakat bisa dibuktikan, Prasasti Blawi, berisi tentang  "tinanda palaga trisula muka"  yang diaplikasikan oleh Dyah Wijaya dalam bentuk sungai Blawi. Sungai Blawi kalau dilihat dari dekat, maka akan berbentuk sama persis dengan lambang trisula yang ada dalam prasasti Blawi tersebut , membentang hingga Desa Betoyo, Desa Gumeno, dan Desa Bungah (dan juga Desa-Desa disekitarnya bisa di  pelajari lebih lanjut). selain itu kata "tinanda"  dalam tinanda palaga trisulamuka, bisa jadi adalah 3 anak dari Dyah Wijaya yakni : Jayanegara, Dyah Gitarja dan Dyah Wiyat (paman, Ibu, dan Bibi dari Hayam Wuruk).  Bisa juga atau pun menurut pemikiran Yudee dari pihak Bapak Kandung Yudee ada keturunan dari Sunan Giri (terdapat Situs Raden Sakti yakni Putra/Cucu Sunan Giri ) di dekat tempat kelahiran kurang lebih sekitar 350 meter sebelah utara dari rumah. Sewaktu kecil Yudee juga diajarkan permainan Cublek-Cublek Suwung (suatu permainan tradisional yang merupakan ciptaan dari Sunan Giri) diajarkan oleh bibi / saudara kandung Ayah Yudee sewaktu Yudee masih kecil. Namun terlepas dari semua hal itu, jiwa kenegarawanan yang dimiliki oleh Yudee, sudah terlihat semenjak dididik di berbagai situasi dan kondisi lingkungan dimanapun. Paman kedua bernama Fery H.M (adik kandung Ibu) menikah dengan seorang wanita asal Kabupaten Karangasem (Kec. Antiga / Cempaga)  provinsi Bali dan memiliki 2 anak ( 1 laki-laki dan 1 perempuan) . sepupu Paman yang bernama Malik, menikah dengan wanita asal Kabupaten Negara yg juga berkasta ksatria (Dewa Ayu), memiliki 3 orang anak. Yudee kecil dibesarkan di lingkungan yang heterogen, majemuk dan bergaul dengan semua macam etnis, suku, bangsa, agama , dari berbagai macam kalangan , dan berbagai macam golongan/kasta. dibesarkan dalam sebuah keluarga yang sangat menyayangi sehingga rasa rindu itu ada. Hijrah ke Denpasar, Pamannya (Misbach HM) Menyekolahkan di SD Muhammadiyah I (dekat dengan Puri Pemecutan), rumah tempat tinggal cukup jauh dari sekolah sehingga harus berjalan di tengah Kota, sehingga tidak begitu banyak kegiatan atau aktivitas di sekolah selain waktu sekolah reguler. Jalan yang sering dilalui yakni Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk , sehingga kedua tokoh ini selalu diingat dan dipelajari. Yudee juga supel bergaul dengan semua teman-teman baik di sekolah maupun di rumah, sehari-hari Yudee juga sering bermain dengan teman-teman sebaya dari kasta Brahmana yakni Ida Bagus Tedy Yasa ,dan adik-adiknya yakni Ida Bagus Weda Putra, Ida bagus Adi, dayu gek, dan juga bersebelahan dengan Seorang anak bernama Dipa Wiguna, permainannya antara lain permainan benteng2an, permainan petak umpet (dur-duran), permainan guli (kelereng) , bermain bandungan layangan, dan permainan tradisional lainnya, juga beberapa kali menonton bioskop bareng karena bertetangga dan didepan rumah ada bioskop di seberang jalan (film2 nya kebanyakan film mandarin , Barat dan film nasional), Ibu mereka dipanggil Ibu Jero (Ibu kandung Gus tedy bersaudara) berdarah / keturunan Tionghoa Bali dan sering mengajak Yudee bermain bulu tangkis menggunakan raket kayu dan shuttlecock di sore hari di depan toko. mereka (Gus Tedy bersaudara) pada saat itu juga adalah anak-anak Yatim, karena ayah mereka yakni Ida Bagus Aji meninggal dunia karena penyakit ginjal. Yudee juga sempat di lempari batu dan diteriaki serta hampir di ajak berkelahi oleh banyak anak - anak setempat ketika melewati Jalan Hayam Wuruk menuju arah timur, tapi Yudee berusaha tetap tenang dan tidak meladeni anak-anak tersebut. dan ketika dewasa tidak tau kemana keberadaan anak-anak tersebut ketika sudah dewasa.Yudee juga supel bergaul dengan semua masyarakat di sana sebagaimana anak2 kecil pada umumnya, baik dengan kalangan bawah maupun atas. Memasuki masa SMP, bibinya (yang asli Gianyar) mendaftarkan Yudee ke SMP Negeri 4 Denpasar. di sini lebih banyak kegiatan yang diikuti antara lain, mengikuti ekstra Pencak Silat, Karate, Basket, bulu tangkis, renang, sepak bola, dan sastra. di bidang akademis prestasi yang di raih yakni 3 besar Danem tertinggi.setelah itu memutuskan untuk melanjutkan ke SMK Negeri 1 Denpasar. kegiatan olah raga yang diikuti antara lain Pencak Silat, Karate, Basket, Bulu Tangkis, Sepak Bola. untuk Porseni (Pekan Olah Raga dan Seni) yang diikuti adalah cabang Pencak Silat. Pada saat diadakan Gerak Jalan Puputan Margarana mendapat gelar juara 2 se-Bali. Setelah menamatkan sekolah, memutuskan untuk bekerja di perusahaan swasta sambil mengikuti English Course / Kursus Bahasa Inggris di IALF (Indonesian Australian language Foundation) Denpasar untuk selama beberapa bulan .Selanjutnya Kurun waktu tahun 1999- 2004, hijrah ke berbagai macam tempat, dimulai dari Pulau Lombok (Ampenan, Mataram, Cakranegara, Praya , Selong ), lalu ke Pulau Sumbawa (Sumbawa Besar, Empang, Dompu, Bima, Sape,) hijrah lagi ke Pulau Flores (Labuhan Bajo, Ruteng, Bajawa, Ende) sampai menyebrang lagi ke pulau Ende, Nusa Tenggara Barat & Nusa Tenggara Timur,selama tahun-tahun tersebut sebagian besar waktu digunakan untuk berinteraksi dengan masyarakat sehingga sedikit banyak tahu kondisi mereka, Yudee sempat dijuluki Anak Seribu Pulau oleh teman Yudee yang bernama Yadi yang berasal dari Kalimantan Barat (Kec. Sekadau/Sanggau), dan Uda yg berasal dari Padang Sumatera Barat. Selanjutnya Yudee kembali ke Mataram (Pulau Lombok) dan sempat membuka usaha di Mataram , belajar dengan salah satu Dosen Kewirausahaan STAIN Mataram Lombok yang juga merupakan Sekretaris Cabang Partai Demokrat yang bernama Syarafuddin M.Pd., Wira Usaha Sendiri sebagai agen Buku-buku perkuliahan. Bergaul dengan Presiden BEM Universitas Mataram membuat pemikiran Yudee lebih mendalam mengenal aktivitas Mahasiswa dalam organisasi. Begitu juga ketika bergabung sebagai anggota APKLI membuat Yudee merasakan kondisi yang dialami masyarakat sekitar. Yudee sempat berendam di permandian Raja-Raja di Suranadi Narmada Lombok Barat (Dekat Kota Cakranegara), dan merasakan bagaimana para raja-raja zaman dulu beristirahat dan relaksasi menyegarkan badan di permandian tersebut. Kondisi ekonomi memaksa Yudee untuk kembali ke Denpasar pada pertengahan 2004, lalu bekerja di Swasta sampai tahun 2008, sempat kuliah di Universitas Teknologi Indonesia Denpasar, dan juga mengikuti Pendidikan Security 3 bulan tugas + 2 minggu di AURI Kuta dengan instructur Bapak Andry Kapoh (Mantan Kopassus), Bapak Anton (Mantan Marinir) dan Bapak Qodiran (Polri/mantan kapolda), lalu bertugas di Nusa Dua dan Sanur selama kurang lebih 3 bulan . Hingga akhir tahun 2008 ketika Lebaran, mudik ke tempat kelahiran dan secara kebetulan ada warisan orang tua yang terlantar yakni sebidang tanah yang akhirnya di sulap menjadi sebuah toko. Sambil mengelola usaha, melanjutkan kuliah dan aktif berorganisasi sebagai Presiden BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) di salah satu Perguruan Tinggi di Indonesia. Kemudian membentuk Organisasi Pengayom Kaki Lima untuk menampung aspirasi pedagang kaki lima. Selepas menamatkan S1 dan sekaligus dilanjutkan dengan S2 (Magister) , memutuskan untuk membuat suatu organisasi yakni PIA pada tanggal 1 Oktober 2013 bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila pukul 00.00 WIB sebagai sebuah Ide/Pemikiran pada saat itu, dan juga Sebagai wujud kontribusi dalam Perpolitikan Nasional meskipun belum terdaftar dan memiliki anggota namun tidak jadi terwujud , 5 hari kemudian tepatnya tanggal 5 Oktober 2013 bertepatan dengan Hari TNI memiliki sebuah ide lagi untuk membuat sebuah organisasi lagi yakni GERABIMA (Gerakan Indonesia Besar dan Maju)yang akhirnya berubah nama menjadi Partai Wibawa Indonesia ( 2 tahun kemudian didaftarkan ke notaris setelah sebelumnya didaftarkan ke Kepala Desa (Bapak Muhammad Nashihin), sebagai salah satu persyaratan untuk akta notaris) ……Partai Wibawa Indonesia yang didirikan Yudee sepenuhnya berasaskan Pancasila, UUD 45, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan taat pada PERRPU . Miftachul Wachyudi (Yudee) berposisi sebagai Pendiri dan Ketua , dan Juga Sekaligus Calon Presiden Republik Indonesia dari organisasi Partai tersebut. Hal ini dibarengi dengan peristiwa meletusnya Kelud, lalu kemudian Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat pada tgl 5/10/2013 pukul 17.05 WIB dan juga terjadi peristiwa aneh dan menyedihkan yakni terjadinya Topan Haiyan di Philipina yang menelan korban 10.000 jiwa dan kerugian 160 trilyun pada tanggal 11 Nofember 2013 . …… Pada hari Minggu tanggal 15 Oktober 2013 sesudah melaksanakan sholat Idul Adha, Yudee melakukan perjalanan napak tilas ke trowulan melalui jalur yang terdekat yakni dari Bungah, Sembayat, Manyar, Bunder, Cerme, Balong Panggang, Mojokerto dan Trowulan untuk mengamati suasana Idul Qurban masyarakat sekitar juga berekreasi sekaligus mempelajari masa keemasan Majapahit di masa lalu ……Partai Wibawa Indonesia yang didirikan Yudee sepenuhnya berasaskan Pancasila, UUD 45, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan taat pada PERPPU.
Dalam perilaku Yudee sehari-hari, Meskipun kekayaan semakin bertambah, Yudee tetap hidup sebagai orang yang sederhana, ia lebih memilih untuk menggunakan hartanya untuk hal-hal yang lebih penting. Orang-orang di sekeiling Yudee sangat mencintai dan menyayangi Yudee. ia dikenal karena sifat-sifatnya yang terpuji. Semua orang sangat mencintainya, karena ia orang yang dapat dipercaya”. Miftachul Wachyudi (Yudee) adalah orang yang percaya sepenuhnya dengan keesaan Allah (Tuhan Yang Maha Esa), meneladani Rasulullah Muhammad SAW. Yudee hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat tamak, angkuh dan sombong . Ia dikenal menyayangi orang-orang miskin, orang-orang yang tak mampu dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan-kejahatan seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, ia dikenal sebagai seorang yang baik hati. Miftachul Wachyudi (Yudee) adalah calon Presiden Republik Indonesia dari Partai Wibawa Indonesia (sebelumnya bernama Gerabima).



Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Next Best President Republik Indonesia
























Miftachul Wachyudi (Yudee) is My Next Best President Republik Indonesia

Komentar